Gelandang Chelsea Masih Dibayangi Kegagalan Italia

By ommed


nusakini.com - Kekalahan 3-1 dari Real Madrid di leg pertama perempat-final Liga Champions Eropa (UCL) memberikan beban tersendiri bagi gelandang Chelsea Jorginho, karena ia belum bisa melupakan kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2022.

Hasil itu membuat langkah Chelsea menuju semi-final UCL menjadi lebih berat, karena harus bermain di kandang Madrid pada leg kedua. Mereka harus memetik kemenangan dengan selisih tiga gol untuk merebut tiket empat besar.

Jorginho mengakui ada beberapa kesalahan yang membuat Chelsea harus menerima kenyataan pahit menelan kekalahan di kandang. Namun ia masih menyimpan keyakinan The Blues akan lolos ke babak berikutnya.

“Kami semua membuat kesalahan saat melawan tim dan pemain yang memiliki kualitas seperti itu. Anda harus membayar kesalahan yang Anda buat,” ucap Jorginho kepada Prime Video Italia.

“Kami harus cepat belajar dari [kesalahan] ini. Semua belum berakhir. Masih ada satu pertandingan lagi, dan kami masih mempunyai ruang untuk berkembang. Kami masih bisa memutarbalikkan situasi.”

“Saya berusaha membantu tim semaksimal mungkin. Sayangnya, terkadang itu tidak cukup dengan beberapa alasan. Saya tidak bicara tentang gol ketiga, tentang pilihan yang salah. Kami harus bekerja di sisi yang dapat kami tingkatkan.”

Bagi Jorginho, kekalahan itu sangat menyesakkan. Pasalnya, ia mendapatkan hasil tersebut beberapa hari setelah Italia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar, karena menelan kekalahan dari Macedonia Utara.

Pemain kelahiran Brasil ini menambahkan, sampai sekarang dirinya masih belum bisa lepas dari bayang-bayang kegagalan Italia. Ia berharap kegagalan bersama tim nasional tidak menular ke Chelsea.

“Tidak, belum [bisa melupakan]. Ini akan memakan waktu cukup lama, dan itu sangat menyakitkan bagi kami semua. Seperti yang mereka katakan, kami harus move on,” imbuh Jorginho.

“Tapi sayangnya itu adalah penyesalan yang sangat mendalam. Kami harus menggunakannya sebagai motivasi untuk melakukan yang lebih baik di masa depan, dan menggunakan rasa sakit ini untuk kebaikan kami.” (gi/om)